Terdapatciri penyakit sebagai berikut. Gejala awal berupa borok pada tempat masuknya bakteri; Biasanya menyerang daerah sekitar kelamin; Disebabkan oleh Treponema pallidum Ciri-ciri penyakit di atas dimiliki oleh orang yang menderita penyakit . Penyakitginjal sendiri bisa dipicu oleh berbagai masalah kesehatan lain seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang memiliki masalah kesehatan tersebut, cenderung lebih rentan terkena ginjal. Ginjal merupakan organ tubuh yang cukup penting dalam membersihkan darah dari racun dan zat sisa lainnya. Gejalautamanya ialah naiknya kadar gula dalam darah. Jika anda menderita penyakit ini maka anda harus mendapat perhatian khusus. Secara umum penyakit gula atau yang lebih dikenal dengan nama diabetes Obat Diabetes 02.33 Postingan Lama Faktorketurunan dapat dilihat apabila saudara kandung atau orang tua dari bayi yang menderita PJB juga memiliki kelainan yang sama. Gejala dan ciri-ciri penyakit jantung bawaan pada bayi. Biasanya, dokter akan menemukan kelainan jantung bawaan saat melakukan USG kehamilan. Namun, dalam beberapa kasus, gejala cacat jantung bawaan mungkin tidak Namun hal yang menakutkan dari penyakit ini adalah gejala yang tidak mudah dikenali, seseorang bisa saja terjatuh ketika terkena serangan stroke pertama dan sama sekali tidak pernah mengalami gejala. Ada beberapa ciri penyakit stroke ringan yang harus anda waspadai, karena berawal dari stroke ringan bisa berdampak pada stroke yang berat. Biasanyaorang yang menderita penyakit kolesterol tinggi akan mengalami kekurangan pasokan aliran darah dan juga kekurangan oksigen, kondisi seperti ini bisa menimbulkan dampak tubuh akan menjadi lemah. Ciri yang satu ini mungkin masih jarang diketahui oleh orang kebanyakan, perlu anda ketahui orang yang mengalami kolesterol tinggi biasanya XE73dGu. Herpes adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi. Infeksi virus herpes umumnya ditandai dengan kulit kering, luka lepuh, atau luka terbuka yang berair. Herpes simplex virus HSV dan varicella-zoster virus VZ adalah jenis virus herpes yang umum menyerang manusia. Virus herpes dapat menyerang siapa saja. Adanya riwayat kontak dengan penderita infeksi virus ini dan daya tahan tubuh yang sedang lemah adalah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi virus herpes. Virus herpes terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu alpha α herpesvirus, beta β herpesvirus, dan gamma γ herpesvirus. Dari tiga kelompok tersebut, ada delapan jenis virus herpes yang dapat menginfeksi manusia, yaitu Herpes simplex virus tipe 1 HSV 1 Herpes simplex virus tipe 2 HSV 2 Epstein-Barr virus EBV Varicella-zoster virus VZV Cytomegalovirus CMV Herpesvirus 6 HBLV Herpesvirus 7 Herpesvirus 8 sarkoma kaposi Penyebab Herpes Meski banyak jenis virus herpes yang dapat menyerang manusia, tetapi kelompok alfa herpesvirus lah yang paling sering menyebabkan infeksi. Beberapa jenis virus dari kelompok ini adalah Herpes simplex virus tipe 1 HSV 1 HSV 1 merupakan jenis virus herpes yang sering menyebabkan herpes oral mulut atau herpes labial bibir. Akan tetapi, HSV 1 juga dapat menyebar dari mulut ke alat kelamin dan menyebabkan terjadinya herpes kelamin genital pada orang yang menerima seks oral dari penderita herpes oral. HSV 1 dapat menyebar melalui kontak langsung dari penderita herpes ke orang yang sehat, misalnya lewat berciuman, berbagi pakai peralatan makan atau kosmetik bibir, seperti lipstik. Pada sebagian besar kasus, HSV 1 ditularkan dari penderita HSV 1 yang tidak bergejala. Namun, risiko penularan akan lebih tinggi jika terjadi kontak dengan penderita yang mengalami luka terbuka akibat HSV 1. Herpes simplex virus tipe 2 HSV 2 HSV 2 merupakan penyebab utama penyakit herpes genital. Infeksi virus ini bisa kambuh dengan frekuensi kekambuhan yang bervariasi pada tiap penderitanya. Virus HSV 2 menular melalui kontak langsung dengan luka pada penderita herpes, misalnya saat berhubungan seksual. Pada kasus yang jarang terjadi, HSV 2 juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya pada saat persalinan. Varicella-zoster virus VZV VZV merupakan virus yang menjadi penyebab cacar air varicella dan cacar ular herpes zoster. Cacar air terjadi ketika virus varicella-zoster menginfeksi seseorang untuk pertama kalinya. Sedangkan herpes zoster, atau dikenal juga dengan herpes kulit, terjadi saat virus VZV yang tidak aktif di dalam tubuh kambuh kembali. Seseorang juga bisa terinfeksi virus ini dari penderita herpes zoster. VZV utamanya menular melalui kontak langsung dengan penderita cacar air. Infeksi virus ini dapat dikenali dengan timbulnya bintil kulit yang berisi cairan vesikel. VZV juga bisa menular melalui kontak langsung dengan cairan yang ada di dalam vesikel atau percikan liur yang keluar saat penderita bersin atau batuk. Biasanya, virus sudah berada di dalam tubuh penderita selama 7–21 hari sebelum ruam atau gejala lainnya muncul. Namun, penderita sudah dapat menularkan virus varicella-zoster ke orang lain sejak 48 jam sebelum munculnya ruam. Faktor risiko herpes Herpes dapat menyerang siapa saja dalam semua kelompok usia. Akan tetapi, infeksi virus ini lebih rentan terjadi pada seseorang yang sering kontak dengan penderita herpes, seperti petugas medis atau anggota keluarga yang merawat pasien herpes. Untuk jenis virus herpes simplex tipe 1 atau tipe 2, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko terinfeksi virus ini Berjenis kelamin perempuan Sering bergonta-ganti pasangan seksual Memiliki daya tahan tubuh yang lemah akibat mengonsumsi obat tertentu atau menderita HIV/AIDS Menderita penyakit menular seksual Sementara beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko terinfeksi virus VZV adalah Berusia di bawah 12 tahun Memiliki riwayat kontak langsung dengan penderita cacar air Bekerja atau beraktivitas di sekolah atau fasilitas khusus anak-anak, terutama jika ada anak yang sedang mengalami cacar air Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, baik akibat penyakit maupun efek samping obat-obatan Selain bisa menyebabkan cacar air, virus VZV juga bisa menyebabkan herpes zoster. Beberapa faktor dan kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami herpes zoster, yaitu Berusia 60 tahun ke atas Memiliki riwayat cacar air sebelumnya Menderita penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS atau kanker Sedang menjalani kemoterapi, radioterapi, atau menggunakan obat imunosupresan Gejala Herpes Infeksi herpes biasanya terjadi dalam beberapa tahap. Gejala atau keluhan yang bisa timbul pada tiap tahap dapat berbeda-beda, seperti dijelaskan di bawah ini 1. Stadium primer Stadium primer terjadi pada hari ke-2 hingga ke-8 setelah infeksi herpes terjadi. Gejala yang muncul pada fase ini adalah ruam lepuh blister pada kulit yang berukuran kecil dan terasa sakit. Ruam lepuh biasanya berisi cairan berwarna bening atau keruh. Ruam lepuh dapat pecah sehingga menimbulkan luka terbuka. Area di sekitar ruam lepuh juga akan berwarna kemerahan. 2. Stadium laten Pada stadium ini, ruam lepuh dan luka yang sebelumnya muncul akan mereda. Namun, pada fase ini, virus sedang berkembang dan menyebar ke saraf di dekat saraf tulang belakang yang ada di bawah kulit. 3. Stadium peluruhan Virus mulai berkembang biak pada ujung saraf organ tubuh. Jika ujung saraf yang terinfeksi terletak pada organ tubuh yang menghasilkan cairan, seperti testis atau vagina, maka virus herpes dapat terkandung dalam cairan tubuh seperti air mani dan lendir vagina. Biasanya, pada fase ini, penderita tidak mengeluhkan gejala khusus. 4. Stadium rekurensi kemunculan kembali Pada stadium ini, ruam lepuh pada kulit yang terjadi di stadium primer dapat muncul kembali, tetapi biasanya tidak separah lepuhan dan luka yang sebelumnya. Gejala lain yang bisa timbul pada stadium rekurensi ini adalah gatal, kesemutan, dan nyeri yang muncul di area infeksi pada stadium pertama. Pada stadium ini, herpes juga bisa timbul kembali di area tubuh lain, misalnya di mata. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gejala atau keluhan saat terinfeksi virus herpes bisa bervariasi, tergantung pada fase yang sedang terjadi, jenis virus yang menginfeksi, serta daya tahan tubuh penderita. Perlu diingat, tidak semua penderita herpes mengalami gejala yang sama. Bahkan, kondisi ini kadang tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, pada beberapa orang yang mengalami infeksi virus herpes, akan muncul gejala berikut Demam Kelelahan Sakit kepala Nyeri otot Hilang nafsu makan Pembengkakan kelenjar getah bening Selanjutnya, akan muncul gejala spesifik sesuai dengan jenis virus herpes yang menginfeksi dan lokasi atau bagian tubuh yang terinfeksi, yaitu Gejala infeksi HSV 1 atau herpes oral Pada kondisi ini, gejala akan timbul di mulut dan area di sekitarnya. Gejala yang dapat muncul adalah Nyeri, gatal, rasa terbakar, atau tertusuk di bibir Luka lepuh, lenting-lenting kecil, atau sariawan di bibir Luka lepuh yang terasa nyeri sehingga mengganggu proses makan Gejala infeksi HSV 2 Pada penderita infeksi HSV 2 atau herpes genital, beberapa gejala yang umumnya dialami adalah Pembengkakan pada kulit kelamin atau area di sekitarnya yang terasa gatal, nyeri, dan disertai sensasi terbakar Luka yang terasa nyeri di kemaluan, bokong, anus, atau paha Nyeri pada saat buang air kecil dysuria Keluarnya cairan dari vagina Kulit penis kering, perih, dan gatal Gejala infeksi VZV Sedangkan pada infeksi herpes zoster virus yang menyebabkan cacar air, akan timbul ruam kulit berisi cairan vesikel yang terasa gatal. Ruam ini dapat menyebar ke seluruh tubuh. Jika penderita cacar air yang sudah sembuh mengalami herpes zoster, akan muncul keluhan pada salah satu sisi bagian tubuh, seperti nyeri, sensasi panas, dan diikuti dengan munculnya lepuh di kulit. Kapan harus ke dokter Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala herpes seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika timbul ruam lepuh di kulit yang tidak diketahui penyebabnya. Pemeriksaan perlu segera dilakukan jika ruam lepuh timbul pada anak Anda yang berusia kurang dari 8 minggu. Infeksi virus herpes pada bayi dapat berkembang lebih cepat hingga bisa menyebabkan terjadinya komplikasi serius. Jika Anda memiliki daya tahan tubuh yang lemah, lakukan pemeriksaan ke dokter saat timbul ruam lepuh pada kulit. Infeksi yang parah dan komplikasi lebih mudah terjadi pada penderita herpes yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Kesulitan saat makan akibat infeksi HSV 1 berisiko menyebabkan dehidrasi. Segera cari pertolongan medis jika mengalami dehidrasi akibat infeksi virus ini, yang ditandai dengan jumlah urine berkurang, mulut kering, kelelahan, dan mudah marah. Khusus ibu hamil yang sedang atau pernah menderita herpes genital, konsultasikan dengan dokter terkait hal yang harus dilakukan untuk mencegah virus menular ke bayi. Diagnosis Herpes Untuk mendiagnosis herpes, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala, riwayat aktivitas, dan riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat ada tidaknya demam, jenis ruam kulit yang timbul, dan pola penyebaran ruam tersebut. Dokter dapat mendiagnosis herpes melalui tanya jawab dan hasil pemeriksaan fisik. Namun, untuk memperkuat diagnosis dan memastikan jenis virus herpes yang menginfeksi, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti Kultur virus Kultur virus herpes bertujuan untuk mendeteksi virus herpes. Kultur virus herpes dilakukan dengan mengambil sampel melalui metode swab usap dari area kulit atau genital yang terinfeksi, untuk selanjutnya diteliti di laboratorium. Pemeriksaan kultur virus terutama dilakukan untuk mendeteksi atau memastikan keberadaan virus herpes, sekaligus menentukan jenis virus yang menginfeksi. Pemeriksaan Tzank Pemeriksaan Tzank dilakukan dengan mengambil sampel dari ruam kulit untuk selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop. Hasil pemeriksaan ini bisa menentukan apakah lesi yang timbul disebabkan oleh virus herpes. Meski begitu, pemeriksaan Tzank tidak dapat mengidentifikasi jenis virus herpes yang menyebabkan infeksi. Tes antibodi Tes antibodi bertujuan untuk mendeteksi antibodi terhadap virus herpes. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah, kemudian menelitinya di laboratorium untuk memastikan keberadaan antibodi yang terbentuk akibat infeksi virus herpes. Hasil tes antibodi akan sangat membantu diagnosis pada pasien yang tidak mengalami luka atau lepuhan pada kulit. Pemeriksaan ini sering digunakan mendiagnosis infeksi HSV 1 atau pun HSV 2. Selain tes yang disebutkan di atas, pada beberapa kasus, dokter bisa menyarankan tes PCR polymerase chain reaction, untuk mendeteksi infeksi virus herpes, terlebih yang telah menyebabkan infeksi pada mata atau sistem saraf pusat. Pengobatan Herpes Pada umumnya, luka dan lepuh akibat herpes dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2–4 minggu. Hanya saja, virus mungkin tetap ada di dalam tubuh penderita tanpa menimbulkan gejala. Hingga kini, belum ada metode pengobatan yang dapat menghilangkan virus herpes dari dalam tubuh. Fokus pengobatan dengan obat herpes adalah untuk membantu meredakan keluhan, mencegah penularan herpes, dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi. Beberapa obat-obatan antivirus dapat digunakan untuk mengatasi infeksi virus herpes adalah Acyclovir Valacyclovir Famciclovir Penciclovir Selain mengonsumsi obat antivirus, Anda juga dapat mengonsumsi obat herpes alami maupun beberapa upaya yang bisa meredakan keluhan dan mempercepat pemulihan akibat infeksi virus herpes yaitu Mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan nyeri Mengompres ruam kulit dengan air hangat atau atau air dingin Menggunakan air suam kuku untuk mandi Menggunakan pakaian longgar Menggunakan pakaian dalam berbahan katun Menjaga area luka tetap kering dan bersih Komplikasi Herpes Secara umum, infeksi akibat virus herpes jarang menimbulkan komplikasi serius. Komplikasi infeksi virus herpes biasanya terjadi pada kondisi tertentu. Misalnya, penderita herpes simpleks yang juga menderita HIV biasanya mengalami gejala herpes yang lebih parah dan lebih sering kambuh. Komplikasi akibat infeksi virus herpes juga bisa tergantung pada jenis virus yang menginfeksi. Saat terinfeksi virus herpes simpleks, berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa timbul Penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain Hepatitis Radang paru-paru Radang otak dan selaput otak Kematian jaringan retina mata Esofagitis Pada cacar air, risiko terjadinya komplikasi umumnya akan meningkat pada anak-anak, lansia, ibu hamil, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat cacar air adalah Ruam menyebar ke mata Ruam yang diikuti oleh sesak napas dan sakit kepala Ruam yang diikuti dengan infeksi sekunder Cacar air pada ibu hamil yang tidak ditangani dengan benar dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada janin. Gangguan tersebut bisa berupa gangguan penglihatan, retardasi mental, pertumbuhan lambat, atau kepala yang berukuran lebih kecil. Sementara itu, komplikasi yang bisa terjadi akibat herpes zoster adalah Post herpetic neuralgia, yaitu nyeri yang masih dirasakan meski lesi pada kulit sudah menghilang Infeksi bakteri pada lokasi ruam Nyeri dan ruam yang menjalar hingga ke mata Sindrom Ramsay-Hunt, yaitu kondisi yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada wajah dan gangguan pendengaran Pencegahan Herpes Untuk menghindari penyebaran virus herpes ke orang lain, beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah Hindari kontak fisik dengan orang lain, terutama bagi yang memiliki luka terbuka. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara rutin. Oleskan obat pada ruam dengan menggunakan kapas agar tangan tidak menyentuh daerah yang terinfeksi virus herpes. Jangan berbagi pakai barang-barang yang dapat menyebarkan virus, seperti gelas, cangkir, handuk, pakaian, dan peralatan makeup. Jangan melakukan seks oral, ciuman, atau aktivitas seksual lainnya, selama gejala penyakit herpes muncul. Hindari mencium bayi terlalu sering. Khusus bagi penderita herpes genital, hindari segala bentuk aktivitas seksual selama gejala herpes masih ada. Perlu diingat bahwa meski sudah menggunakan kondom, virus herpes dapat menyebar melalui kontak kulit yang tidak terlindungi kondom. Bagi wanita yang merencanakan kehamilan, jalani tes toksoplasmosis, rubella, citomegalovirus, dan herpes tes TORCH terlebih dahulu. Selain sebagai deteksi dini, tujuan tes tersebut adalah agar ibu yang terinfeksi bisa menjalani pengobatan sebelum hamil sehingga mencegah penularan virus ke janin. Gangguan hati dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari infeksi virus hingga gaya hidup tidak sehat. Fungsi hati yang terganggu bisa berdampak pada terganggunya fungsi organ tubuh lainnya. Deteksi dini dan penanganan yang tepat perlu dilakukan guna mencegah risiko komplikasi yang bersifat serius. Hati liver merupakan organ terbesar yang dimiliki manusia. Organ ini terletak di bagian kanan atas perut dan terlindungi oleh tulang rusuk serta diafragma. Fungsi hati sangatlah penting bagi tubuh, yaitu menetralisir racun, menghasilkan protein, hingga membantu proses pembekuan darah. Selain itu, hati juga berperan sebagai organ yang memproduksi empedu untuk proses pencernaan. Gejala Gangguan Hati Sebagian besar gangguan hati tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala liver atau gangguan hati biasanya baru muncul ketika gangguan hati sudah memasuki tahap lanjut atau bahkan saat kondisi hati sudah rusak parah. Ada beberapa gejala yang dapat muncul akibat gangguan hati, di antaranya Warna kulit dan mata menjadi kuning Kulit terasa gatal dan mudah memar Cepat lelah Urine berwarna gelap Feses berwarna pucat Perut bengkak dan nyeri Pusing dan muntah Nafsu makan hilang Kaki dan pergelangan kaki bengkak Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala tersebut, terutama jika gejala yang dirasakan tidak hilang selama berhari-hari. Jika diabaikan, gangguan hati dapat menjadi semakin parah dan penanganan semakin sulit dilakukan. Penyebab Umum dan Faktor Risiko Gangguan Hati Gangguan hati dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu Infeksi virus hepatitis, seperti virus hepatitis A, B, C, D, dan E Penularan virus hepatitis B dan C dari ibu yang menderita infeksi kedua virus tersebut kepada janinnya Kelainan genetik Kanker Penimbunan lemak atau perlemakan hati Gangguan sistem imun Gangguan hati juga dapat dipicu oleh penyakit, lingkungan, dan pola hidup tidak sehat. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita gangguan hati Menggunakan jarum suntik untuk narkoba secara bergantian Melakukan hubungan seks tanpa pengaman atau sering berganti pasangan Menggunakan jarum tindik atau jarum tato yang tidak steril Melakukan kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh penderita hepatitis Mengonsumsi obat-obatan secara berlebihan Memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol Mengonsumsi suplemen atau obat herbal, seperti pegagan dan daun kenikir, dalam dosis tinggi Mengalami obesitas Menderita diabetes tipe 2 Jenis-Jenis Gangguan Hati Berbagai macam kondisi dan penyakit dapat menyebabkan gangguan pada fungsi hati. Jenis-jenis gangguan hati tersebut meliputi 1. Penyakit kuning Di Indonesia, kondisi kulit dan mata yang menguning dikenal dengan penyakit kuning. Padahal, kondisi ini sebenarnya merupakan gejala dari gangguan hati. Penyakit ini disebabkan oleh kadar bilirubin pigmen empedu dalam aliran darah yang melebihi batas normal. Tingkat bilirubin menjadi tinggi karena adanya kelainan sel atau peradangan pada hati. 2. Kolestasis Kolestasis terjadi ketika aliran cairan empedu dari hati berkurang atau tersumbat. Cairan empedu dihasilkan hati guna membantu proses pencernaan. Aliran empedu yang terhambat ini dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dan memicu penyakit kuning. 3. Sirosis Sirosis merupakan kondisi terbentuknya luka atau jaringan parut di hati yang bersifat kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan hati yang sulit diobati dan memicu kegagalan hati. Kebiasaan minum minuman beralkohol dan infeksi virus hepatitis merupakan penyebab paling umum sirosis. 4. Hepatitis A Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A yang dapat menyebabkan peradangan hati. Cara penularannya adalah melalui feses, air, dan makanan yang terkontaminasi virus tersebut. Kontak fisik dengan penderita melalui hubungan seks juga dapat meningkatkan risiko tertular hepatitis A. 5. Hepatitis B Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan dapat ditularkan melalui darah, cairan tubuh, atau luka yang terbuka. Ibu hamil yang menderita hepatitis B juga dapat menularkannya ke janin di dalam kandungan. Hati yang terinfeksi virus hepatitis B akan mengalami luka, kegagalan hati, dan bahkan kanker jika tidak ditangani secepatnya. 6. Hepatitis C Jenis hepatitis ini disebabkan oleh virus hepatitis C yang dapat menyebabkan organ hati mengalami pembengkakan. Hepatitis C yang bersifat kronis bisa mengakibatkan sirosis, kegagalan hati, dan kanker hati. 7. Perlemakan hati fatty liver Sesuai dengan namanya, karateristik penyakit fatty liver ditandai dengan terlalu banyak lemak yang tersimpan dalam hati. Akibatnya, hati mengalami peradangan yang dapat berkembang menjadi jaringan parut permanen. Pada kondisi kronis, hati berisiko mengalami sirosis dan memicu kegagalan hati. Perlemakan hati bisa dipicu oleh konsumsi minuman keras alcoholic fatty liver atau sebab lain non-alcoholic fatty liver disease/NAFLD, seperti diabetes dan obesitas. 8. Kanker hati Kanker hati terjadi ketika sel hati mengalami mutasi sehingga tumbuh secara tidak terkendali. Dalam beberapa kasus, infeksi kronis akibat virus hepatitis B dan C bisa menyebabkan kanker hati. Selain beberapa penyebab yang telah disebutkan di atas, gangguan hati juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, toksin atau racun, dan kelainan genetik. Pengobatan Gangguan Hati Pengobatan gangguan hati tergantung pada jenis penyakitnya. Beberapa gangguan hati atau penyakit liver dapat diatasi dengan mengubah gaya hidup, seperti berhenti mengonsumsi minuman beralkohol, menurunkan berat badan, serta menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Konsumsi obat antivirus diperlukan jika gangguan hati disebabkan oleh infeksi virus. Namun, jika sudah mengalami sirosis, hati yang rusak tidak dapat disembuhkan. Upaya pengobatan tetap bisa dilakukan dengan memantau perjalanan penyakit dan menekan risiko komplikasi. Pengobatan untuk penderita gagal hati kronis dilakukan dengan operasi untuk menyelamatkan bagian hati yang masih berfungsi. Jika upaya ini ternyata tidak memungkinkan, diperlukan transplantasi hati untuk menyelamatkan nyawa penderita. Gangguan hati bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, hindari kontak langsung dengan darah maupun cairan tubuh penderita hepatitis. Pastikan juga Anda dan keluarga mendapatkan vaksinasi hepatitis sebagai langkah efektif mencegah penyakit ini. Jika Anda mengalami tanda dan gejala gangguan hati, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lengkap dan penanganan lebih lanjut. Napas pendek ketika keadaan normal, bukan saat sedang berolahraga atau beraktivitas fisik berat, bisa diakibatkan oleh sesuatu yang menghalangi saluran pernapasan. Kondisi ini pada umumnya terjadi bila Anda mengalami gangguan pernapasan, seperti asma, bronkitis kronis, maupun pneumonia. Bahkan, napas pendek juga bisa menjadi gejala kondisi lain, seperti kelebihan berat badan, gagal jantung, dan stroke. 3. Penurunan berat badan Anda perlu waspada bila pernah mengalami penurunan berat badan secara drastis padahal sedang tidak merencanakan atau menjalani program diet. Penurunan berat badan lebih dari 5% dari total berat badan selama 6–12 bulan perlu segera diperiksakan ke dokter karena bisa menjadi gejala penyakit berbahaya. Beberapa penyakit yang mungkin membuat berat badan berkurang secara drastis tanpa sebab yakni kanker, diabetes melitus, gangguan hormon, dan depresi berat. 4. Kram kaki yang tidak kunjung sembuh Sebagian besar orang sering mengalami kram kaki dan akan hilang sendiri setelah beristirahat. Akan tetapi, kram kaki yang tak kunjung sembuh bisa jadi gejala penyakit berbahaya, terutama pada arteri kaki akibat penyumbatan pembuluh darah. Jika ini tidak ditangani, bukan tidak mungkin seseorang akan kehilangan kakinya. Ini terjadi akibat matinya jaringan akibat tidak memperoleh oksigen dan zat gizi dari aliran darah. 5. Kegemukan pada bagian perut Anda juga perlu lebih berhati-hati bila mengalami kegemukan, terutama pada bagian perut hingga membuat celana sempit dan tidak bisa dikancing. Hal ini bisa jadi tanda tubuh bermasalah karena peningkatan berat badan serta penumpukan lemak perut yang juga dikenal sebagai lemak viseral. Penumpukan lemak viseral sangat berbahaya dan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, serangan jantung, serta stroke. 6. Kulit sangat kering Beberapa ahli mengatakan bahwa kondisi kulit yang sangat kering dan mudah terkelupas bisa disebabkan oleh gangguan kelenjar tiroid. Kulit kering disertai mengelupasnya kuku juga bisa terjadi akibat kekurangan zinc dalam tubuh. Hal ini harus segera Anda konsultasikan dengan dokter spesialis kulit. Biasanya, pengobatan yang diberikan adalah suplemen dan losion. 7. Perubahan payudara Perubahan payudara sangat umum terjadi saat masa pubertas, kehamilan, hingga menyusui. Namun, Anda perlu curiga bila warna permukaan kulit payudara berubah, ada benjolan, timbul rasa tidak nyaman, serta keluar cairan dari puting saat tidak sedang menyusui. Segera periksakan diri ke dokter spesialis terkait bila mengalami Anda kondisi tersebut. Pasalnya, ini bisa menjadi gejala penyakit berbahaya seperti kanker payudara. 8. Pembengkakan pada bagian tertentu Jika kaki, lengan, atau bagian tertentu pada tubuh Anda terasa membengkak tanpa sebab yang jelas, lebih baik segera periksakan diri ke dokter. Pembengkakan atau adanya penambahan massa pada salah satu organ tubuh bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis ringan hingga berat, seperti tumor dan kanker. Bengkak pada kaki juga bisa diakibatkan oleh penumpukan cairan yang disebut edema. Kondisi ini bisa menjadi gejala penyakit degeneratif serius, seperti gagal jantung dan gagal ginjal. 9. Perdarahan tidak terkontrol Luka yang menghasilkan perdarahan tanpa henti lebih dari lima menit bisa disebabkan oleh penyakit kelainan darah, seperti hemofilia dan leukemia. Perdarahan yang tidak wajar juga bisa terjadi pada bagian tubuh tertentu sehingga menyebabkan feses berdarah, urine berdarah, atau muntah darah. Kondisi ini bisa terjadi akibat beberapa penyakit serius, termasuk wasir, infeksi, kanker usus, bronkitis, pneumonia, dan tuberkulosis TBC. 10. Muntah dan diare terus-menerus Gastoenteritis atau yang lebih umum dikenal sebagai muntaber bisa membuat Anda mengalami muntah dan diare terus-menerus. Selain gastroenteritis, muntah dan diare berkepanjangan bisa menandakan infeksi, intoleransi makanan, radang usus, dan bahkan peradangan selaput otak meningitis. Jika tidak segera ditangani, Anda berisiko mengalami dehidrasi parah. Kondisi ini awalnya ditandai dengan perubahan warna urine, sakit kepala, dan kelelahan. 11. Mata sangat sensitif pada cahaya fotofobia Tak hanya gangguan mata, fotofobia atau mata yang sensitif terhadap cahaya sering dikaitkan sebagai gejala sakit kepala, termasuk migrain dan sakit kepala klaster. Gejala penyakit berbahaya lain juga dapat ditandai dengan fotofobia, seperti depresi, gangguan kecemasan, cedera kepala, dan bahkan tumor kelenjar pituitari. Untuk mendiagnosis kondisi ini, konsultasikan dengan dokter spesialis mata guna mengetahui apakah masalah disebabkan gangguan mata atau bukan. 12. Kelelahan berkepanjangan Kelelahan yang menjadi tanda tubuh bermasalah biasanya tidak akan hilang begitu saja meski Anda sudah tidur cukup maupun minum kopi. Beberapa masalah kesehatan yang bisa menyebabkan kelelahan antara lain anemia, gangguan tiroid, diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Selain fisik, kelelahan mental juga bisa terjadi pada seseorang yang mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Berbagai masalah kesehatan serius dan mematikan kadang tidak menimbukan gejala spesifik. Alhasil, kebanyakan orang cenderung mengabaikannya. Meski begitu, bila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala penyakit berbahaya seperti di atas, jangan ragu untuk segera konsultasi dengan dokter. Diagnosis lebih awal bisa mencegah keparahan dan komplikasi dari kondisi yang Anda alami. Ciri-ciri sakit jantung penting untuk Anda ketahui. Pasalnya, penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan terkadang tidak menimbulkan gejala. Dengan mengenal ciri-ciri sakit jantung, langkah penanganan dapat segera dilakukan sebelum menimbulkan komplikasi yang fatal. Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan dan tidak berfungsi dengan baik. Gangguan tersebut bisa bermacam-macam dan ditangani dengan cara yang berbeda pula. Ciri-ciri sakit jantung pada umumnya hampir sama, meskipun jenis penyakitnya berbeda. Ciri-ciri Sakit Jantung Berdasarkan Jenisnya Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit jantung beserta tanda dan gejala yang menyertainya 1. Serangan jantung Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke otot jantung terhambat akibat adanya plak atau penyumbatan di pembuluh darah jantung. Kondisi ini membuat fungsi jantung untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Seseorang yang mengalami kondisi ini akan menunjukkan beberapa ciri-ciri sakit jantung, seperti Seseorang yang mengalami kondisi ini akan menunjukkan beberapa ciri-ciri sakit jantung, seperti Nyeri dada dan lengan yang menjalar hingga ke leher, rahang, bahu, sampai punggung Pusing, mual, dan muntah Sesak napas Nyeri di perut bagian atas atau ulu hati Perut atas terasa penuh atau tidak nyaman Lemas Keringat dingin Detak jantung lebih cepat atau berdebar Gejala dan tingkat keparahan yang dialami bisa berbeda antarpenderita, bahkan ada yang tidak menunjukkan gejala sama sekali unrecognized myocardial infarction. Kendati demikian, semakin banyak ciri-ciri sakit jantung yang dimiliki, semakin besar kemungkinan mengalami serangan jantung. 2. Penyakit jantung koroner Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah yang memasok darah ke jantung terhambat akibat penumpukan plak atau aterosklerosis. Penyakit jantung koroner umumnya ditandai oleh rasa tidak nyaman, nyeri, atau rasa tertekan di bagian dada. Selain itu, penyakit jantung koroner juga dapat menimbulkan beberapa ciri-ciri sakit jantung lain, seperti Lemas dan pusing Keringat dingin Mual Sesak napas 3. Aritmia Aritmia terjadi ketika terjadi gangguan pada irama jantung. Kondisi ini menyebabkan jantung berdetak secara tidak beraturan, terlalu lambat, atau terlalu cepat, sehingga tidak dapat memompa darah dengan baik. Aritmia biasanya disertai dengan ciri-ciri sakit jantung seperti berikut Jantung berdebar atau palpitasi Nyeri di dada Pusing Lemas Sesak napas pendek Penurunan kesadaran atau pingsan 4. Fibrilasi atrium Fibrilasi atrium merupakan salah satu jenis gangguan irama jantung yang ditandai dengan denyut jantung lebih cepat dari kondisi normal. Denyut jantung normal adalah 60–100 kali per menit. Sedangkan pada kondisi fibrilasi atrium, denyut jantung lebih dari 100 kali per menit. Sama halnya dengan serangan jantung, fibrilasi atrium terkadang tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, ada beberapa ciri-ciri sakit jantung atau gejala fibrilasi atrium yang umumnya muncul, di antaranya Jantung berdebar Sesak napas saat beraktivitas normal Lemas dan pusing secara tiba-tiba Meskipun tidak berbahaya, fibrilasi atrium tetap perlu ditangani dengan tepat. Pasalnya, selain menyebabkan rasa tidak nyaman bagi penderitanya, penyakit jantung ini juga bisa menimbulkan komplikasi berupa stroke, hingga gagal jantung. 5. Gagal jantung Gagal jantung adalah kondisi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan lancar ke seluruh tubuh. Tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner dapat menyebabkan otot jantung melemah dan memicu terjadinya gagal jantung. Gejala gagal jantung dapat memburuk seiring berjalannya waktu atau terjadi secara mendadak. Berikut ini adalah gejala gagal jantung Sesak napas saat beristirahat atau berbaring Batuk terus-menerus, yang memburuk pada malam hari Pembengkakan di area perut Pusing Letih dan lemas Sulit berkonsentrasi Nafsu makan berkurang 6. Perikarditis Perikarditis merupakan peradangan pada perikardium, yaitu lapisan yang berfungsi untuk membungkus dan melindungi jantung. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan jamur, atau gangguan autoimun. Perikarditis umumnya ditandai dengan gejala demam, artimia, tubuh terasa lemas, serta nyeri dada yang tajam atau menusuk. Rasa nyeri tersebut akan semakin berat apabila penderita menarik napas, batuk, atau berbaring. Jika tidak segera ditangani, perikarditis berisiko menyebabkan kematian. 7. Kardiomiopati Kardiomiopati mengacu pada gangguan otot jantung atau lebih dikenal dengan istilah lemah jantung. Kondisi ini menyebabkan otot jantung menebal, membesar, atau menjadi kaku. Beberapa penderita kardiomiopati tidak menunjukkan gejala dan dapat menjalani hidup dengan normal. Namun, tidak sedikit pula yang menunjukkan gejala dan memburuk seiring menurunnya fungsi jantung. Kondisi ini memiliki ciri-ciri sakit jantung sebagai berikut Sesak napas Kelelahan Palpitasi Pembengkakan di lengan atau pergelangan kak Pingsan 8. Penyakit katup jantung Jantung memiliki 4 katup yang berfungsi untuk menjaga aliran darah dari dan menuju jantung. Namun, pada penderita penyakit katup jantung, salah satu atau beberapa katup rusak atau mengalami gangguan. Akibatnya, katup tidak dapat membuka dan menutup dengan baik sehingga membuat fungsi jantung dalam memompa darah menjadi terganggu. Jika katup jantung mengalami gangguan, penderitanya akan menunjukkan ciri-ciri sakit jantung berupa Nyeri dada Sesak napas terutama saat beraktivitas atau berbaring Lemas dan pusing Palpitasi Cara Mendiagnosis Penyakit Jantung Untuk memastikan apakah gejala yang Anda alami termasuk ciri-ciri sakit jantung atau bukan, segeralah periksakan diri ke dokter. Hal ini penting dilakukan terutama jika Anda memiliki faktor risiko terkena penyakit jantung, seperti memiliki berat badan berlebih dan tekanan darah tinggi. Dalam menentukan diagnosis dan jenis penyakit jantung yang dialami penderita, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti Elektrokardiografi EKG Rontgen dada Ekokardiografi Angiografi Pemeriksaan enzim jantung Untuk mencegah penyakit jantung, Anda disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bernutrisi, membatasi asupan lemak dan garam, berhenti merokok, berolahraga secara rutin, serta mengelola stres dengan baik. Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung atau merasakan ciri-ciri sakit jantung, konsultasikan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang tepat. 2. Cacar air Cacar air adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh virus varicella zoster. Sebelum vaksin cacar air ditemukan, penyakit kulit yang mudah menular ini dapat berakibat fatal. Perkembangan vaksin cacar air hingga saat ini telah berhasil menurunkan angka kejadiannya, meskipun sejumlah kasus cacar air memang masih menimpa anak-anak setiap tahunnya. Penyakit cacar air ditandai dengan ruam gatal yang dapat muncul di wajah, kulit kepala, atau sekujur tubuh dan disertai dengan bintik-bintik merah muda. Bintik ini nantinya akan berubah menjadi luka lepuh kecil atau lenting-lenting berisi air yang bisa tersebar ke seluruh tubuh. Penularan cacar air dapat terjadi dari penderita ke orang-orang di sekitarnya melalui berbagai cara. Virus ini bisa menyebar melalui sentuhan antara kulit dengan kulit, dari ludah atau lendir orang yang terinfeksi, atau melalui butiran udara dari orang yang batuk atau bersin. Kendati dapat menyerang siapa saja, penyakit kulit yang berlangsung selama 5-10 hari ini bisa lebih mudah menular pada anak-anak dan orang-orang dari kelompok rentan seperti bayi baru lahir, orang yang belum divaksin, serta orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah. 3. Cacar api atau cacar ular Sama seperti cacar air, cacar api alias cacar ular pada orang dewasa juga disebabkan oleh virus bernama varicella-zoster. Orang yang sudah pernah terkena cacar air bisa menghidupkan lagi virus ini ketika sistem kekebalan tubuhnya menurun, sedang mengalami stres berat, atau ketika sudah berusia di atas 50 tahun. Hal ini bisa terjadi sebab saat Anda terserang cacar air dan sembuh, ada kemungkinan virus belum benar-benar menghilang dari tubuh. Virus tersebut hanya terdiam di dalam sistem saraf dalam waktu yang lama sampai akhirnya aktif kembali lalu bergerak menuju sel kulit hingga menyebabkan penyakit berbentuk cacar api. Cacar api dapat menular kepada orang-orang yang belum mendapatkan vaksin cacar air. Penularannya bisa terjadi melalui kontak kulit dengan luka terbuka cacar api. Namun, penyakit yang tertular ini bukanlah cacar api, tapi tetap berupa cacar air. Risiko penyebarannya akan berkurang jika lepuhan ini ditutup, dan barulah tidak menular lagi begitu luka mengering seutuhnya. Gejala cacar api diawali dengan munculnya sederet bintik merah pada salah satu sisi tubuh atau wajah yang disertai dengan rasa sakit atau sensasi terbakar. Gejala lainnya meliputi sensasi geli di bawah kulit, nyeri perut, demam, menggigil, dan sakit kepala. 4. Kudis Berbeda dengan penyakit kulit menular lainnya yang terjadi akibat infeksi, penyakit kudis justru disebabkan oleh tungau kecil yang bernama Sarcoptes scabei. Parasit ini tersebar di lapisan luar kulit, lalu menggalinya dan menetaskan telur di sana sehingga menimbulkan ruam dan gatal. Kudis dapat muncul di sela-sela jari-jari, di sekitar pinggang atau pusar, di lutut, atau di bokong. Penyakit kulit ini sangat mudah menular melalui kontak fisik antar kulit yang sangat dekat serta melalui pakaian, handuk, atau sabun yang dipakai bersama-sama. Itulah sebabnya jika seseorang mengalami kudis, maka seluruh anggota keluarganya juga harus mendapatkan penanganan. Gejala kudis biasanya tidak langsung muncul begitu Anda terinfeksi. Setelah empat hingga enam minggu, kulit Anda akan mulai bereaksi dengan menimbulkan sejumlah gejala. Di antara gejala tersebut adalah rasa gatal hebat terutama pada malam hari, muncul ruam menyerupai jerawat, kulit bersisik atau terdapat luka lepuh, serta muncul luka akibat terlalu banyak menggaruk. 5. Kurap Kurap adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini dapat menyerang kulit tubuh, kepala, kuku, kaki, bahkan area organ intim. Jamur penyebab kurap tumbuh subur pada bagian tubuh yang hangat dan lembap. Karenanya, Anda lebih berisiko mengalami penyakit ini bila tidak cermat dalam menjaga kebersihan kulit. Kurap bisa menyebar melalui kontak dari kulit ke kulit. Risiko tertular lebih tinggi bila Anda saling meminjam benda-benda yang terkontaminasi seperti aksesoris rambut, pakaian, atau handuk. Penyakit yang dikenal sebagai ringworm ini juga bisa berpindah dari hewan ke manusia. Bagi Anda yang memiliki hewan peliharaan, bawalah ke dokter untuk diperiksa secara rutin guna mengurangi risikonya. Penderita kurap umumnya memiliki bercak kemerahan pada kulitnya. Bercak ini akan tampak melingkar, tampak timbul dibandingkan permukaan kulit di sekitarnya, serta memiliki tepi yang kasar. Jika muncul pada kulit kepala, Anda mungkin mendapati bercak bersisik dan rambut yang rontok di bagian tersebut. 6. Kutil Dilansir dari American Academy of Dermatology Association, kutil adalah pertumbuhan kulit berlebih akibat infeksi virus pada lapisan atas kulit. Pertumbuhan kutil dapat terjadi pada jari-jari tangan, telapak kaki, serta area kulit yang sering dicukur. Virus yang menyebabkan kutil ini dikenal sebagai human papilomavirus HPV. HPV dapat menyebar melalui sentuhan langsung antara kulit yang masih sehat dengan kulit orang yang terinfeksi. Anda bahkan dapat mengalami kutil setelah menyentuh barang yang digunakan oleh penderita, misalnya setelah memegang handuk bekas pakai. Inilah sebabnya kutil termasuk dalam penyakit kulit yang mudah menular. Bahaya kutil pun tidak berhenti sampai di situ. Selain bagian-bagian tubuh yang telah disebutkan sebelumnya, HPV juga dapat menyerang alat kelamin dan menular melalui hubungan seksual. Karenanya, penyakit ini turut digolongkan sebagai infeksi menular seksual. Sistem kekebalan tubuh Anda sebenarnya cukup kuat untuk melawan infeksi HPV sehingga tidak semua orang yang terpapar virus ini akan mengalami penyakit kutil. Akan tetapi, daya tahan tubuh dapat melemah akibat penyakit, pengobatan, atau pun kondisi lainnya. Anda juga lebih rentan mengalami kondisi ini bila sebelumnya pernah mengalami penyakit kulit kronis. 7. Impetigo Impetigo adalah infeksi kulit yang umum terjadi dan disebabkan oleh bakteri tertentu yang terdapat pada lingkungan sekitar, terutama pakaian, handuk, tempat tidur, serta peralatan sehari-hari. Bakteri penyebab impetigo tumbuh subur di tempat yang hangat dan lembap. Saat gejala awal muncul, orang yang mengalami impetigo akan merasakan gatal sehingga menggaruk dan merusak permukaan kulitnya. Ini akan membuat bakteri lebih mudah masuk ke dalam kulit. Luka akibat impetigo bisa berbentuk seperti lenting di sekitaran mulut bula atau seperti koreng kering krusta. Pada kasus yang parah, penyakit ini bisa menyerang ke bagian kulit yang lebih dalam. Impetigo termasuk dalam kelompok penyakit kulit yang sangat mudah menular. Penyebaran bakteri bisa terjadi melalui sentuhan antarkulit dengan penderita, masuk ke kulit melalui luka, atau gigitan serangga. Risiko penularan bahkan lebih tinggi bila Anda tinggal di lingkungan yang padat. Selain itu, ada sejumlah faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya impetigo. Misalnya, anak-anak yang berusia antara 2 – 5 tahun, cuaca yang lembap dan hangat, serta olahraga yang melibatkan kontak antara kulit seperti gulat atau bela diri. Orang-orang yang menderita diabetes atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga lebih berisiko mengalami kondisi ini. 8. Infeksi jamur ragi Tubuh manusia pada dasarnya tidak benar-benar bersih dari bakteri dan jamur. Jamur ragi seperti Candida adalah salah satu jenis organisme yang secara alamiah terdapat pada tubuh Anda. Akan tetapi, pertumbuhan jamur ragi yang tidak terkendali dapat memicu infeksi dan mengakibatkan penyakit kulit. Kebanyakan kasus infeksi jamur ragi umumnya menyerang area organ intim. Pada laki-laki, infeksi biasanya terjadi di kepala penis. Sementara pada perempuan, jamur ragi dapat tumbuh subur di bagian luar vagina atau disebut vulva. Selain kedua area ini, jamur ragi juga dapat menginfeksi bagian tubuh lain yang memiliki lipatan kulit seperti ketiak dan bagian bawah payudara. Ciri utama yang menandakan infeksi jamur ragi adalah peradangan pada kulit. Selain itu, Anda juga dapat mengalami gejala sebagai berikut. Munculnya ruam atau tonjolan menyerupai jerawat. Rasa gatal pada kulit. Sensasi terbakar pada alat kelamin, khususnya saat berhubungan seksual atau buang air kecil. Vagina tampak memerah dan membengkak. Nyeri pada area yang terinfeksi. Keluarnya cairan kental bening, putih, atau kekuningan dari alat kelamin. Penyakit kulit akibat jamur ragi dapat menular melalui hubungan seksual. Meskipun dapat menyerang siapa saja, kondisi ini lebih banyak terjadi pada perempuan. Terutama jika Anda memiliki jumlah hormon estrogen yang tinggi, rutin menggunakan antibiotik, mengalami diabetes, atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Tips mencegah penularan penyakit kulit Penyakit kulit menular berbeda dengan penyakit kulit autoimun yang dipicu oleh gangguan pada sistem kekebalan tubuh sehingga tidak dapat dicegah. Faktor penyebabnya berasal dari infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit yang terdapat di lingkungan sekitar. Karena itulah, Anda masih dapat mengupayakan pencegahan agar tidak ikut tertular. Di bawah ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan. Rajin mencuci tangan menggunakan sabun, terutama usai beraktivitas. Membersihkan terlebih dahulu peralatan milik umum sebelum digunakan. Misalnya saat Anda hendak menggunakan alat-alat dalam pusat kebugaran, menggunakan peralatan makan di restoran, dan sebagainya. Berusaha agar tidak bersentuhan secara langsung dengan kulit si penderita penyakit kulit tersebut. Menghindari kebiasaan berbagi barang dengan orang lain. Barang-barang yang dimaksud termasuk pakaian, selimut, sikat gigi, sisir, hiasan rambut, dan lainnya. Menghindari kebiasaan berbagi gelas dan alat makan dengan orang lain. Menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tidur cukup, dan minum cukup air. Membatasi, bahkan menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan tekanan fisik dan mental secara berlebihan. Beberapa jenis penyakit kulit juga dapat dicegah melalui vaksinasi, misalnya cacar air. Pastikan bahwa diri Anda dan seluruh anggota keluarga Anda telah menjalani vaksinasi yang diperlukan untuk mencegah timbulnya penyakit-penyakit tersebut. Vaksin kini telah banyak tersedia dan bisa diperoleh tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya. Beberapa jenis pekerjaan mungkin membuat Anda harus sering berinteraksi dengan penderita penyakit kulit. Atau, Anda bisa sesekali merasa khawatir mengalami gejala kondisi kulit seperti di atas. Jika demikian, tidak ada salahnya untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit. Pemeriksaan yang menyeluruh akan membantu Anda dalam mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah penularan ke orang lain.

ciri ciri penyakit diatas dimiliki oleh orang yang menderita penyakit