4 SAAT ini Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi sedang dan akan terus merevitalisasi dan mentransformasikan pendidikan vokasi agar lebih link and match dengan dunia usaha dan dunia industri. Kemendikbudristek juga terus berupaya memberikan dukungan kebijakan bagi dunia usaha dan dunia industri untuk bersinergi dalam
Linkand match: Keterkaitan dunia industri dan dunia pendidikan. Jika kita bicara soal kesempatan kerja, maka di negara kita jika ada satu pekerjaan maka diperkirakan ada seribu orang yang akan melamar. Dari seribu orang itu mungkin hanya sekitar seratus orang yang memenuhi persyaratan administrasi dan lulus test psikologi.
Bisniscom, JAKARTA - Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan, vokasi harus terus melakukan inovasi dan terobosan. Meski sebagian besar sudah berkolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (Dudi), link and match harus terus ditingkatkan. "Kami mendorong agar vokasi benar-benar 'menikah' dengan dunia usaha dan industri.
Karenaitu, dia menawarkan konsep link and match kepada industri sebagai peningkatan koneksi tersebut. "Jadi ada link and match antara vokasi dan industri. Minimal 8 standar ini harus dilakukan kalau kita benar-benar ingin punya kualitas." kata Wikan dalam webinar Sinergi Ekosistem Riset Terapan sebagai Jembatan Vokasi dan Industri.
Jakarta- Kementerian Perindustrian menargetkan sebanyak 2.600 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 750 industri yang akan terlibat dalam program pendidikan vokasi link and match pada tahun 2019. Namun, hingga tahap kesepuluh peluncuran program ini, jumlah yang terlibat telah melampaui target dengan mencapai 2.612 SMK dan 899 industri.
KUTOARJO Upaya untuk menghilangkan jarak antara dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri SMK Institut Indonesia Kutoarjo terus melakukan inovasi. Salah satunya dengan menggandeng Toyota Nasmoco Magelang melalui program Nasmoco Go To School. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu di halaman SMK Intitut Indonesia akan memberikan layanan servis mobil
vmRkpXP. Malang - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Ditjen Pendidikan Vokasi terus berupaya menjalin kerja sama dengan dunia usaha serta dunia industri DUDI.Langkah ini bertujuan agar dunia pendidikan tak tertinggal jauh dengan kemajuan industri. Supaya link anda match dengan dunia industri dapat terus berjalan, Ditjen Pendidikan Vokasi juga telah mewajibkan lembaga pendidikan vokasi untuk melaksanakan paket-paket dalam program Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menjelaskan, peningkatan kompetensi sumber daya manusia SDM bidang teknologi dan komunikasi pada pendidikan vokasi menjadi hal sangat penting. "Kalau bicara digital teknologi dan TIK, pasti SDM adalah engine besarnya. Jadi tidak bisa industri kreatif bergantung bukan pada SDM. OLeh karena itu, kita mendorong adanya link and match antara dunia pendidikan dengan dunia kerja," terang Wikan di Kawasan Ekonomi Khusus KEK Singhasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu 10/10/2020.Kehadiran Wikan juga untuk penandatanganan nota kesepahaman Kemendikbud dengan kawasan ekonomi khusus KEK Singhasari tentang 'Pengembangan Pendidikan Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi' dan perjanjian kerja sama Ditjen Pendidikan Vokasi dengan KEK Singhasari tentang 'Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pendidikan Vokasi'.Wikan menjelaskan, salah satu tujuan utama program paket 'link and match' untuk meningkatkan kualitas lulusan pendidikan vokasi agar relevan dengan kebutuhan akan berdampak kepada peningkatan dan penguatan kualitas peserta didik."Saya mengapresiasi KEK Singhasari yang telah mengimplementasikan 'link and match'. Semoga kerja sama ini dapat ditiru dan diimpementasikan di daerah kawasan industri lainnya, serta di daerah yang bukan kawasan industri pula," pun berharap, kemitraan strategis strategic partnership atau 'link and match' antara pendidikan vokasi dengan DUDI, sedikitnya harus memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, permanen dan berkesinambungan, serta efektif dan efisien."Adapun pelaksanaannya menuntut keterlibatan seluruh stakeholder, baik pemerintah daerah, industri, dan pengelola lembaga pendidikan dalam perencanaan maupun implementasinya," Wikan, dengan penandatanganan nota kesepahaman Kemendikbud dengan kawasan ekonomi khusus KEK Singhasari diharapkan ke depan akan lahir start up - start up muda hasil perkawinan KEK Singhasari dengan perguruan tinggi vokasi dan SMK."Itu cita-cita dan konsepnya. Tetapi tentunya, masih banyak tantangan yang akan kita lakukan. Dan juga kepastian industri masuk sini KEK Singhasari. Kalau ekosistem di Jawa Timur dipenuhi SDM yang link and macth pasti akan banyak industri-industri datang ke sini," Pendidikan Vokasi menyebut sebanyak tenaga guru telah menjalani pelatihan untuk peningkatan kompetensi bidang industri teknologi digital dan mereka, sebanyak 700 kepala sekolah turut mengikuti pelatihan dalam meningkatkan kemampuan sebagai leardeship serta membentuk dasar pemikiran link and macth dengan dunia industri."Tahun ini kita trainning 2200 guru untuk peningkatan kompetensi dan 700 kepala sekolah untuk leadership dan mindset link and match dengan dunia industri," beber Singhasari merupakan KEK pertama bidang pengembangan teknologi yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah PP Nomor 68 Tahun tersebut sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk pembangunan Indonesia lima tahun ke depan, di antaranya prioritas pada pembangunan sebab itu, KEK Singhasari pun telah siap untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan SDM, menjadi bagian dalam transformasi ekonomi, berperan aktif dalam memfasilitasi pendidikan vokasi yang berdampingan dan berorientasi pada DUDI, serta melengkapi generasi milenial Indonesia dengan emerging aktivitas ekosistem digital yang terintegrasi di KEK Singhasari maka diharapkan menjadi katalis pertumbuhan perekonomian digital di Indonesia menyongsong "Indonesia Emas 2045" melalui pendekatan integrated digital ecosystem ekosistem digital yang terintegrasi. Pengembangan ekonomi digital di KEK Singhasari sendiri merujuk pada 4 pilar utama yang dikenalkan World Bank, yaitu regulasi, infrastruktur, edukasi, dan kerja sama antara Ditjen Pendidikan Vokasi dengan KEK Singhasari dipandang sebagai langkah awal dalam dukungan KEK Singhasari untuk turut mengawal dan berkontribusi aktif dalam program 'link and match'.Sehingga, selanjutnya dapat terjalin mitra-mitra industri yang lebih banyak lagi di bawah naungan KEK Singhasari bagi SMK dan satuan pendidikan vokasi yang ada di sekitarnya dalam mewujudkan program 9 sembilan paket 'link and match'."Di sini akan dikembangkan klaster edukasi distrik, untuk mendukung KEK Singhasari yang di dalamnya mempunyai fungsi SDM unggul. Seperti disampaikan oleh Pak Dirjen, tak berhenti pada MOU saja. Tetapi bagaimana nantinya mendorong semangat untuk berinovasi pada bidang teknologi digital," terang Ketua KEK Singhasari David kerja sama juga dihadiri Pjs Bupati Malang Sjaichul Ghulam, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang UMM Dr Fauzan, dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa juga video 'Pemerintah Alokasikan Dana Rp 7,2 T untuk Bantuan Kuota Internet'[GambasVideo 20detik] mul/ega
Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud meluncurkan Merdeka Belajar episode kedelapan SMK Pusat Keunggulan, secara dalam jaringan daring. Program SMK Pusat Keunggulan merupakan perwujudan visi Presiden Joko Widodo terkait pembenahan pendidikan vokasi sebagai strategi pengembangan sumber daya manusia SDM Indonesia. “SMK Pusat Keunggulan merupakan terobosan komprehensif yang ditujukan untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK saat ini, agar semakin sejalan dengan kebutuhan dunia kerja,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim saat menyampaikan paparannya. Menurut Nadiem, Program SMK Pusat Keunggulan bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja. Sekolah yang terpilih dalam program SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi rujukan serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya. “Untuk mencapai visi tersebut, keselarasan antara SMK Pusat Keunggulan dengan dunia kerja tidak hanya diwujudkan melalui _MoU_ saja, tetapi harus berlangsung secara mendalam dan menyeluruh,” jelas Mendikbud. Upaya mewujudkan keselarasan antara SMK dengan dunia kerja dapat ditempuh melalui pemenuhan delapan aspek link and match. Pertama, kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek _softskills, hardskills,_ dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja. Kedua, pembelajaran diupayakan berbasis project riil dari dunia kerja _project based learning_ untuk memastikan _hardskills, softskills,_ dan karakter yang kuat. Ketiga, peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja. “Meningkat secara signifikan sampai minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian,” tegas Mendikbud. Keempat, praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester. Kelima, bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja. Keenam, bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan secara rutin. Ketujuh, dilakukannya riset terapan yang mendukung _teaching factory_ berdasarkan kasus atau kebutuhan riil industri. Kedelapan, komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja. Kemudian, Kemendikbud juga mendorong agar kolaborasi dengan dunia kerja dapat semakin ditingkatkan, di antaranya melalui kemungkinan kerja sama beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium, dan lainnya. “SMK Pusat Keunggulan 2021, diprioritaskan untuk 895 SMK dengan tujuh sektor prioritas, di antaranya ekonomi kreatif, pemesinan dan konstruksi, _hospitality, care services,_ maritim, pertanian, dan kerja sama luar negeri,” ungkap Menteri Nadiem. “Semoga ini adalah awal dan dapat menjadi benih tranformasi SMK kita se-Indonesia. Sehingga kami harap SMK yang berpartisipasi bisa menjadi pelatih dan mentor yang mampu menunjukkan karya dan inovasi lulusan SMK sehingga diperebutkan oleh pelaku industri maupun dan universitas terbaik kita,” imbuh Mendikbud. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Dirjen Diksi, Kemendikbud, Wikan Sakarinto menambahkan, program ini tidak hanya menekankan konteks keunggulan untuk satuan pendidikan itu sendiri. Namun, lebih dari itu, maknanya adalah menciptakan SDM unggul yang mengakselerasi SMK lain untuk turut menjadi unggul. “SMK Pusat Keunggulan menjadi akselerator, SMK pelatih bagi SMK lainnya,” tegas Wikan. Melalui video, Menteri Perindustrian Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyambut baik program SMK Pusat Keunggulan. SMK berperan penting bagi penyediaan SDM industri nasional yang berkualitas. Untuk itulah, Kementerian Perindustrian Kemenperin terus memfasilitasi penguatan _link and match_ sektor pendidikan dan industri sesuai amanat Presiden agar meningkatkan perekonomian melalui industri yang lebih kompetitif di kancah global. “Dengan pendekatan yang semakin strategis dan komprehensif, kami berharap _link and match_ antara SMK dengan industri bisa semakin optimal,” tutur Menperin. Senada, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan dukungannya terhadap program SMK Pusat Keunggulan. “Kita berharap SMK PK ini menjadi jembatan atas target SDM unggul menuju satu abad kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya. Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat DPR RI Syaiful Huda berharap program SMK Pusat Keunggulan menjadi penyempurnaan program-program revitalisasi pendidikan vokasi yang sebelumnya. “Selamat atas diluncurkannya program SMK Pusat Keunggulan. Semoga inisiatif dan inisiasi ini menjadi bagian dari percepatan kita untuk semakin membuat lulusan SMK sesuai kebutuhan dan menjadi tenaga kerja yang mengisi lowongan kerja yang ada di Indonesia,” katanya. Enam Dukungan Kemendikbud dalam Program SMK Pusat Keunggulan Program SMK Pusat Keunggulan mengusung semangat Merdeka Belajar yang berfokus pada penguatan SDM serta mendekatkan dunia pendidikan dengan dunia profesional. Program ini diharapkan menjadi penggerak bagi SMK di Indonesia agar meningkatkan kualitas hasil belajar siswa yang sesuai dengan standar dunia usaha dan dunia industri DUDI atau dunia kerja. Kemendikbud menyiapkan enam bentuk dukungan, di antaranya, yang pertama adalah penguatan SDM. Mendikbud menekankan kembali pentingnya penguatan kepala sekolah, pengawas sekolah dan guru melalui program pelatihan dan pendampingan intensif. “Ini bertujuan untuk mewujudkan manajemen dan pembelajaran berbasis dunia kerja,” ujarnya. Selanjutnya, yang kedua adalah pembelajaran kompetensi siap kerja dan berkarakter melalui pembelajaran, berorientasi pada penguatan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan pengembangan karakter yang sesuai nilai-nilai Pancasila. Ketiga, penguatan aspek praktik pada peserta didik yang dilakukan dengan memberikan bantuan dana hibah untuk meningkatkan sarana prasarana yang berfokus pada kelengkapan sarana belajar praktik bagi siswa yang terstandar. “Kemudian, yang keempat adalah manajemen sekolah berbasis data yang dilakukan melalui pendampingan pada sekolah. Termasuk perencanaan berdasarkan evaluasi data dan penggunaan platform digital,” jelas Mendikbud. Kelima adalah pendampingan oleh perguruan tinggi. Keenam adalah sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk dukungan penyelenggaraan SMK yang berkelanjutan. Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia KADIN Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani menyatakan pendidikan dan pelatihan vokasi tidak dapat dipisahkan kerena keduanya saling terkait dalam peningkatan produktivitas nasional. Demikian halnya, masalah ketenagakerjaan di Indonesia juga tidak bisa dipisahkan dari dunia pendidikan terutama pendidikan vokasi. Ia meyakini bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak bisa secara instan namun harus melalui proses yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. KADIN mengapresiasi upaya pemerintah yang mendorong vokasi untuk terus berkembang, di antaranya adalah pemberian insentif perpajakan 200% bagi perusahaan yang mengikuti program vokasi bersama sama dengan pemerintah. “Kami dari KADIN senantiasa selalu mendukung langkah-langkah Kemendikbud di bidang vokasi, untuk meningkatkan SDM kita ke depannya. Insyaalah kita bisa menghasilkan tenaga kerja yang unggul, terampil, dan kompeten sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dan menumbukan perekonomian,” jelas Rosan. Ketua LP Ma’arif NU, Z. Arifin Junaidi menyatakan bahwa bagi institusinya, profesional itu ditandai dengan kompetensi, sikap konsisten dan konsekuen, komitmen, kompetitif dan berkarakter. Oleh karena itu, LP Ma`arif NU turut menyiapkan lulusan yang siap masuk ke dunia kerja, siap membuka lapangan kerja, dan siap meneruskan belajar ke jenjang yang lebih tinggi bagi yang menghendakinya. “LP Ma`arif NU menyambut baik peluncuran program Pusat Keunggulan dari Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud. Semoga program ini berjalan dan berhasil dengan baik, sesuai dengan tujuannya,” harap Arifin Junaidi. Ketua Majelis Dikdasmen Muhammadiyah, Baedhowi mengapresiasi peluncuran program SMK Pusat Keunggulan. Peranan SMK sangat penting untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil. Dengan SMK yang unggul, diharapkan lulusan lebih siap kerja, berdaya saing, serta menjadi calon pengusaha yang andal. “Dengan keunggulan yang ada tersebut, maka diharapkan lulusan-lulusan SMK, khususnya untuk SMK Pusat Keunggulan tadi akan menjadi contoh bagi SMK-SMK yang lain,” ujar Baedhowi. Inovasi Program SMK Pusat Keunggulan Pendampingan oleh perguruan tinggi Salah satu dukungan penting terhadap program SMK Pusat Keunggulan ini adalah terjadinya sinergi antarjenjang yang ditempuh melalui pendampingan oleh perguruan tinggi mencakup aspek perencanaan dan pengelolaan program SMK Pusat Keunggulan. “Perguruan tinggi dengan pengalaman dan rekam jejak yang baik, didorong ikut membantu mempercepat akses SMK untuk bermitra dengan dunia kerja, serta memperkuat perencanaan dan pengelolaan program. Program ini juga turut menjaga kesinambungan perguruan tinggi dan SMK dalam pengembangan kepakaran dan kompetensi keahlian serta jejaring,” jelas Mendikbud. Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS sekaligus Ketua Forum Direktur Politeknik Negeri seluruh Indonesia FDPNI, Zainal Arif menyatakan bahwa program SMK Pusat Keunggulan sangat bermanfaat untuk meningkatkan dan menguatkan pendidikan vokasi baik untuk pendidikan tinggi maupun menengahnya, khususnya di SMK. Bagi pendidikan tinggi vokasi, program ini sangat bermanfaat untuk penerapan Tridharma Perguruan Tinggi bagi civitas akademik sebagai pengabdian kepada masyarakat dalam mengembangkan SMK sebagai Pusat Keunggulan. Kolaborasi dengan pendidikan tinggi, akan memberikan pengalaman tersendiri bagi SMK di dalam memperluas jejang dengan dunia usaha dunia industri DUDI sebagai mitra pembelajarannya. “Politeknik siap mendukung SMK Pusat Keunggulan, salam inovasi, salam vokasi,” katanya. Setidaknya, ada lebih dari seratus perguruan tinggi calon pendamping SMK Pusat Keunggulan, di antaranya Politeknik Negeri Bandung Polban, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS, Universitas Negeri Yogyakarta UNY, Institut Pertanian Bogor IPB, Institut Teknologi Bandung ITB, Universitas Negeri Malang UM, Universitas Gadjah Mada UGM, Universitas Telkom, Universitas Sebelas Maret UNS, Universitas Negeri Padang UNP, Politeknik ATMI Solo, Politeknik Negeri Batam, dan masih banyak perguruan tinggi lainnya. Menteri Dalam Negeri Mendagri, Muhammad Tito Karnavian mengajak seluruh pihak termasuk pemerintah daerah untuk mendukung program SMK Pusat Keunggulan. “Arahkan sesuai dengan potensi yang ada di daerah masing-masing. Jika potensinya ada di bidang peternakan atau perikanan, buat SMK di bidang itu, sehingga begitu keluar langsung terserap di lapangan pekerjaan,” ujar Mendagri. */fs
- Pendidikan vokasi dan dunia industri kini harus saling berhubungan. Harapannya, lulusan pendidikan vokasi nantinya bisa diserap oleh dunia Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, Wikan Sakarinto, ada lima syarat minimal agar link and match antara pendidikan vokasi dan dunia industri dapat terjadi. "Paket link and match itu setidaknya ada lima," ujar Wikan seperti dikutip dari laman Kemendikbud, Jumat 18/9/2020. Baca juga Kemendikbud Info Lowongan Lulusan SMK Minggu Ketiga September 2020 5 syarat link and match Apa saja syarat itu? Berikut ini 5 syarat yang dijabarkan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi1. Terciptanya link and match antara vokasi dengan dunia industri adalah pembuatan kurikulum bersama. Di mana kurikulum tersebut harus disinkronisasi setiap tahun dengan industri. 2. Pihak industri wajib memberikan guru atau dosen tamu. Minimal pengajaran dari dosen dan guru tamu ini dilakukan minimal 50 jam per semester. 3. Pemberian magang kepada siswa SMK dan mahasiswa vokasi dari industri yang dirancang bersama. Menurut Wikan, pihaknya mewajibkan magang minimal satu semester. "Jangan sampai tiba-tiba industri cuma disodori magang suruh terima saja, tidak dari awal sudah dirancang bersama," ucap Wikan. 4. Sertifikasi kompetensi. Kompetensi merupakan hal yang sangat penting untuk lulusan vokasi. Sertifikat dibutuhkan untuk menunjukan level kompetensi lulusan vokasi. 5. Komitmen menyerap lulusan sekolah vokasi oleh industri. "Paket link and match hingga level menikah yang kami rancang yaitu mengembangkan teaching factory. Jadi teaching industry masuk ke dalam kurikulum," jelasnya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Istilah Link and Match bukanlah suatu istilah asing bagi dunia pendidikan, terutama SMK. Istilah ini sebenarnya sudah lama dikenal, namun sejak diluncurkan Inpres no 9 tahun 2016 tentang revitalisasi SMK, Link and match menjadi item penting yang harus menjadi perhatian penuh oleh kalangan ini saya menafsirkan Link and match dalam arti sempit. Setelah banyak menjalin komunikasi, koordinasi dengan banyak pihak, apalagi sudah mendengar langsung dari tiga orang narasumber Dari MM 2100 ternyata penafsiran tentang link and match itu sangat SMK dengan Industri harus Link and match Kalau saja setiap guru di sekolah sudah memahami tentang revolusi industri. Dimana kita sudah mengalami revolusi industri sebanyak empat kali. Dan saat ini kita sudah memasuki revolusi industri Dimana semua aktifitas sudah serba digitalisasi, otomisasi, menggunakan sistem robotic serta semua aktifitas sudah berbasis internet. Sistem penjualan barang melalui E-Comerce, pengambilan uang dan transper sudah menggunakan aplikasi. dengan adanya revolusi industri juga sudah menyebabkan banyak bidang pekerjaan yang tidak membutuhkan tenaga manusia. ada sekitar 22 ribu orang penjaga tol kehilangan pekerjaan akibat diberlakukannya sistem E- tol. Bank bank sudah mengurangi rekrut karyawan dibidang teller , customer service, karena sudah adanya transaksi secara elektronik. Hanya bidang bidang tertentu saja yang tidak akan terimbas oleh adanya revolusi industri Contohnya bidang kerja perawat. Guru juga disebut salah satu pekerjaan yang tidak akan hilang dengan adanya revolusi industri kalau saja guru tidak hanya bertugas sebagai pentransper ilmu. namun guru harus inspirator ,mendidik, mengarahkan,membimbing, membina , menilai dan mengevaluasi. Saat guru hanya menjalankan fungsinya sebagai pentransper ilmu, kelak profesi guru akan digantikan oleh mesinSalah satu pertanyaan dari siswa saat diskusi berlangsung kepada salah seorang narasumber hari ini adalah. "saat tenaga manusia tidak dibutuhkan lagi .sementara pertumbuhan jumlah manusia semakin meningkat,. Apa lagi yang akan dilakukan oleh manusia saat itu?sebuah pertanyaan yang menantang menurut saya, apa yang akan dilakukan oleh generasi sekarang , apabila lapangan pekerjaan semakin sempit, tenaga manusia sudah digantikan oleh mesin Jawaban dari pertanyaan itu adalah kita harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan informasi. siswa dari sekarang harus menggunakan perkembangan teknologi informasi dalam mengembangkan bidangnya masing masing. Lantas sebagai guru smk dan dari pihak manajemen sekolah , apa yang harus dilakukan dalam menyikapi revolusi industri pentingnya program link and match antara smk dengan industri. Dalam menyusun program pembelajaran perlu duduk bersama pihak sekolah dengan industri yang akan menggunakan tenaga dan fikiran mereka kelak. 1 2 3 4 Lihat Pendidikan Selengkapnya
- Direktur Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan PSPK Fiona Handayani menyoroti konsep link and match sekolah vokasi dengan dunia usaha, yang mana bahasan tersebut ramai pada debat cawapres kemarin. Menurutnya, vokasi atau Sekolah Menengah Kejuruan memang didesain untuk peserta didik langsung menuju dunia kerja."Pendidikan vokasi dengan demikian memang perlu dirancang agar lulusan siap masuk ke industri yang sudah spesifik sektornya, misalnya otomotif, komputer, dan sebagainya. Dan hal ini berbeda dengan tujuan penyelenggaraan sekolah menengah umum atau SMA," ujarnya pada Tirto, Selasa 19/3/2019.Sehingga menurutnya akan tidak relevan jika SMK digadang sebagai sekolah yang berorientasi kapitalisme karena diarahkan untuk mencetak tenaga kerja."Bagi industri, lulusan SMK menjadi sumber daya manusia yang sepatutnya siap untuk bekerja dan untuk siswa, SMK diharapkan dapat memberikan peluang kerja tanpa harus berinvestasi waktu dan biaya lagi untuk masuk ke perguran tinggi," Fiona, yang seharusnya diperhatikan justru pada metode pengajaran siswa SMK tersebut. Agar semata-mata tidak hanya disesuaikan untuk kebutuhan kerja di dunia industri para peserta didik tersebut, lanjutnya, perlu juga dibekali pemahaman akan pentingnya menjadi pembelajar sepanjang hayat atau lifelong learner. Para siswa tersebut harus didorong untuk terus meningkatkan dan memperbarui kompetensi dirinya sendiri dan tidak stagnan pada satu jenis bidang industri saja."Dengan demikian SMK tidak bisa lagi semata-mata fokus pada keterampilan menggunakan teknologi yang ada, yang bahkan mungkin tidak lagi digunakan di dunia industri. Tetapi harus membangun transferable skills termasuk kemampuan menjadi pembelajar sepanjang hayat tadi," link and match pendidikan dengan dunia usaha kembali menyeruak ke permukaan, setelah menjadi pembahasan pada debat ketiga antara calon wakil presiden Maaruf Amin dan Sandiaga Uno pada Minggu 17/3/2019 kemarin. Keduanya memiliki visi untuk meningkatkan sinergitas pendidikan dan dunia usaha untuk mengurangi jumlah pengangguran lulusan vokasi di juga Lulusan SMK Dinilai Belum Siap Hadapi Revolusi Industri CORE Jelaskan Alasan Pengangguran Tertinggi Didominasi Lulusan SMK - Pendidikan Reporter Alfian Putra AbdiPenulis Alfian Putra AbdiEditor Dewi Adhitya S. Koesno
link and match smk dengan dunia kerja